Daftar lagu itu cuma delapan
Tapi saya putar berulang-ulang
Sambil hanya bisa lihat tulisan
Artikel-artikel yang makin membingungkan
Saya bilang mau kejar mimpi
Egois
Hanya sedikit ingin mengisi kekosongan hidup
Keluar berlari dari suatu ketidakpastian menuju ketidakpastian lainnya yang menunggu
Kemarin mengambang
Hari ini menangis
Tidak di hadapan teman
Tidak di hadapan orangtua
Tidak di hadapan Tuhan
Di hadapan seorang kakak laki-laki
Dan tertawa
Saya bilang dia menangis
Dia bilang dia tidak menangis
Dia bilang ini baru ujian
Bukan UTS bukan UAS
Lalu kami tertawa
Hanya dua mata air air mata di pelupuk
Kesal kesal kesal
Egois
Harapan yang tidak terjadi sekarang
Kemarin mengambang
Saya bilang pada seorang teman
Kemarin saya mengambang, sekarang tenggelam
Terkubur di dalam tanah
Eh.
Tidak
kalau sekarang saya berpijak
Merasakan hutan rimba ini
Coklat tanah di kaki
Baju sobek-sobek
Waktu itu saya sering terjatuh dan berdarah
Yah sudah biasa
Terkadang menabrak dan memar
Yah sudah biasa
Teman bilang "Yah sudah biasa"
Sama saja
Bukan lagi bulan madu
Kegilaan
Satu titik
Dan semakin jelasnya ketidakjelasan
Saya singa apa kelinci?
Bukan singa
Bukan kelinci
Tidak mau jadi kelinci
Terlalu untuk jadi singa
Menangis karena kesal
Tidak pernah menetes
Tidak pernah menangis
Saya kira bisa menang
Tetapi tidak tahu
Saya hanya ada disana
Diam disana
Tidak tahu apa dia tahu
Hei mengapa kami bangun jembatan seperti ini?
Hei!
Kenapa tidak keluar saja
Keluar dan bermain
Keluar dan mandi hujan
Keluar dan melompat
Keluar dan pergi tanpa tujuan
Keluar ya tetap saja di hutan rimba
Susah untuk keluar
Saya minta tolong kepada seorang teman
Teman yang tau saya bocah petualang
Dia bilang dia mau cari saya
Saya bilang saya tidak bisa dicari
Terkubur dalam tanah bukan?
Pernah suatu hari saya suruh dia untuk berdiri
Tetapi
Saya bahkan tidak berdiri
Hanya terkubur dibawah tanah
Dia bilang nikmati saja keterpurukan ini
Yah sudah biasa
Sama saja
Bukan lagi bulan madu
Saya butuh meditasi
Saya ingin keluar dan mandi hujan
Tidak sambil menangis
Tetapi sambil tertawa
Saya mau keluar
Saya mau meditasi
Tidak mau lagi menatapi sepatu
Lebih baik menatapi bintang
Tidak tidak..
Egois
Lebih baik menatap ke depan
Ke rerimbunan pohon di hadapan saya
Walau kadang dingin kadang terik
Serangga ngengat ricuh
Tikus lari karena hujan
Musim hujan lebih panjang
Hujan itu biru dan kelabu
Tapi saya tunggu pelangi
Walau jarang tapi ada
Sambil tetap berjalan
Anda tetap berjalan bukan?
Mungkin suatu hari kita bisa berlari bersama
Tidak sambil menangis
Tetapi sambil tertawa
Sambil tersenyum
Sebab musim hujan lebih panjang
Disusul musim-musim lainnya
Tapi saya putar berulang-ulang
Sambil hanya bisa lihat tulisan
Artikel-artikel yang makin membingungkan
Saya bilang mau kejar mimpi
Egois
Hanya sedikit ingin mengisi kekosongan hidup
Keluar berlari dari suatu ketidakpastian menuju ketidakpastian lainnya yang menunggu
Kemarin mengambang
Hari ini menangis
Tidak di hadapan teman
Tidak di hadapan orangtua
Tidak di hadapan Tuhan
Di hadapan seorang kakak laki-laki
Dan tertawa
Saya bilang dia menangis
Dia bilang dia tidak menangis
Dia bilang ini baru ujian
Bukan UTS bukan UAS
Lalu kami tertawa
Hanya dua mata air air mata di pelupuk
Kesal kesal kesal
Egois
Harapan yang tidak terjadi sekarang
Kemarin mengambang
Saya bilang pada seorang teman
Kemarin saya mengambang, sekarang tenggelam
Terkubur di dalam tanah
Eh.
Tidak
kalau sekarang saya berpijak
Merasakan hutan rimba ini
Coklat tanah di kaki
Baju sobek-sobek
Waktu itu saya sering terjatuh dan berdarah
Yah sudah biasa
Terkadang menabrak dan memar
Yah sudah biasa
Teman bilang "Yah sudah biasa"
Sama saja
Bukan lagi bulan madu
Kegilaan
Satu titik
Dan semakin jelasnya ketidakjelasan
Saya singa apa kelinci?
Bukan singa
Bukan kelinci
Tidak mau jadi kelinci
Terlalu untuk jadi singa
Menangis karena kesal
Tidak pernah menetes
Tidak pernah menangis
Saya kira bisa menang
Tetapi tidak tahu
Saya hanya ada disana
Diam disana
Tidak tahu apa dia tahu
Hei mengapa kami bangun jembatan seperti ini?
Hei!
Kenapa tidak keluar saja
Keluar dan bermain
Keluar dan mandi hujan
Keluar dan melompat
Keluar dan pergi tanpa tujuan
Keluar ya tetap saja di hutan rimba
Susah untuk keluar
Saya minta tolong kepada seorang teman
Teman yang tau saya bocah petualang
Dia bilang dia mau cari saya
Saya bilang saya tidak bisa dicari
Terkubur dalam tanah bukan?
Pernah suatu hari saya suruh dia untuk berdiri
Tetapi
Saya bahkan tidak berdiri
Hanya terkubur dibawah tanah
Dia bilang nikmati saja keterpurukan ini
Yah sudah biasa
Sama saja
Bukan lagi bulan madu
Saya butuh meditasi
Saya ingin keluar dan mandi hujan
Tidak sambil menangis
Tetapi sambil tertawa
Saya mau keluar
Saya mau meditasi
Tidak mau lagi menatapi sepatu
Lebih baik menatapi bintang
Tidak tidak..
Egois
Lebih baik menatap ke depan
Ke rerimbunan pohon di hadapan saya
Walau kadang dingin kadang terik
Serangga ngengat ricuh
Tikus lari karena hujan
Musim hujan lebih panjang
Hujan itu biru dan kelabu
Tapi saya tunggu pelangi
Walau jarang tapi ada
Sambil tetap berjalan
Anda tetap berjalan bukan?
Mungkin suatu hari kita bisa berlari bersama
Tidak sambil menangis
Tetapi sambil tertawa
Sambil tersenyum
Sebab musim hujan lebih panjang
Disusul musim-musim lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar